Aneka Kue Tradisional Khas Kota Palu Sulawesi Tengah
Di negara indonesia terdapat banyak suku, mulai dari suku Jawa, Sunda, Mandar, Makassar, Kaili, Bugis dan sejumlah suku-suku lainnya. Dari banyaknya suku itu, tentunya memiliki berbagai kue khas yang biasa disediakan jika acara-acara besar salah satunya kue tradisional khas palu.
Pasar tua merupakan pasar pertama yang ada di Palu yang menyediakan beberapa kue tradisional yang sayang jika tidak dicoba. Letaknya tidak jauh dari jembatan empat, tepatnya di jalan Teuku Umar. Meskipun tak lagi ramai dengan aktivitas pasar, di pinggir-pinggir jalanan banyak berjejer penjual buah dan kue. Harganya juga relatif murah, dan rasanya dijamin yang enak.
Berikut beberapa kue tradisional khas kota palu diantaranya :
Buras
Buras adalah makanan khas Sulawesi Selatan, karena identik dengan makanan yang dibuat oleh orang bugis. Buras sangat mirip dengan kue basah khas Suku Jawa, Lemper. Namun, yang membedakan dua makanan itu dari bahan dasarnya. Buras atau singkatan dari beras ada rasa juga bisa ditemukan di pasar tua. Meskipun hanya beras dicampur dengan santan dan garam, lalu dibungkus dengan daun pisang makanan ini sudah terasa enak, apalagi jika ada lauk ikan saus, kari ayam, daging, telur pasti akan menggoyang lidah. Buras enak untuk dibawa ke mana-mana karena bisa tahan lama karena perebusannya dilakukan selama 4 jam atau bahkan lebih. Biasanya tahan 2 sampai 3 hari. Kue buras bisa didapatkan di jalan Teuku Umar. Kue yang dibungkus dengan daun pisang itu dijual Rp 5.000 untuk tiga potong.
Lalampa Toboli
Lalampa begitu masyarakat Sulawesi menyebutnya, adalah sejenis makanan yang dibuat dari beras ketan dan dibungkus dengan daun pisang yang ditengahnya terdapat suwiran daging ikan laut yang telah dibumbui. Cara membuat Lalampa cukup unik, ketan yang telah dicuci bersih kemudian dikukus, setelah matang ketan dibungkus menggunakan daun pisang dengan bentuk bulat memanjang menyerupai lontong, hanya saja ukurannya sedikit lebih kecil. Ketan yang dibungkus tersebut kemudian dibakar beberapa menit diatas bara api tempurung kelapa. Lalampa sangat cocok dimakan dengan ditemani secangkir kopi.
Lalampa Toboli bisa ditemukan di Jl. Parigi - Palu No.16, Toboli, Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Buka 24jam, untuk harga lalampa Toboli dihargai Rp.5.000 untuk 3 bungkus lalampa.
Tetu
Ikon wisata kuliner Palu berikutnya adalah Tetu. Tetu atau yang biasanya disebut-sebut kue perahu adalah salah satu makanan khas yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Kue yang terbuat dari tepung terigu yang dipadukan cairan gula merah atau gula putih, di atasnya ditambahkan nangka ini memang benar-benar menggugah selera. Apalagi, bahannya yang dicetak di atas daun pandan berbentuk perahu membuat aroma wanginya tercium kemana-mana. Salah satu kue tradisional yang paling diminati bagi orang yang melakukan wisata Palu.
Terdapat dua jenis kue tetu yang sering di jumpai. Dua jenis kue tetu ini dibedakan berdasarkan campuran gula yang diberikan. Jenis campuran gula yang digunakan yaitu gula pasir dan gula aren atau gula merah. Campuran gula ini diberikan dalam bentuk cair sehingga mengendap di bagian bawah kue tetu. Dengan menggunakan sendok makan, campuran kue tetu dan gula akan menjadikan kue ini terasa nikmat. Rasa pandan, manis, dicampurkan dengan santan merupakan paduan yang sangat serasi.
Kue tetu bisa didapatkan di jalan Teuku Umar. Kue yang dibungkus dengan daun pandan seukuran bungkus rokok itu dijual Rp 5.000 untuk tiga potong.
Itulah beberapa Kue tradisional khas palu yang wajib Pegimakan lovers coba kenikmatannya bila berkunjung ke kota palu.