Barista Coffee Shop, Tempatnya Pecinta Kopi di Maluku
“Semoga ini bisa kasih keluar katong dari garis kemiskinan.” Tegas James Renyaan, salah satu pendiri dari Workshop Coffee. Itulah awalnya yang menjadi motivasinya untuk terjun ke bisnis coffee shop yang berlokasi di Jalan Dr. Sitanala, Ambon.
Paet Lelyemin, partner James, menambahkan “katong itu anak laki-laki yang punya tanggung jawab untuk melihat katong pung saudara saudara lain juga bisa hidup bae-bae. Awal mulanya terbentuk Workshop Coffee ini adalah diskusi-diskusi yang terjadi malam-malam, ketika berada di lokasi tambang, tempat dimana mereka bekerja.
Ketika James ajak dan perbincangan berlanjut, awalnya beta dengan dua teman lainnya sudah agak ragu, karena angka pinjaman mencapai 400 juta. Nah, tapi akhirnya James meyakinkan katong bahwa, katong nih kan dari kecil sudah susah. Nah, kalo katong pinjam uang dari bank par buka usaha, lalu usaha itu bangkrut, nah, katong sudah seng kaget lai to dengan kehidupan susah.”
Sangat minim menemukan orang muda Maluku dengan semangat yang berapi-api untuk memulai sebuah bisnis. Mengingat, selama ini, bekerja di Bank atau menjadi Pegawai Negeri masih menjadi pilihan yang banyak digandrungi oleh orang muda Maluku.
Tapi tidak bagi James dan Paet. Pilihan untuk membangun sebuah bisnis adalah mimpi yang sedang menjadi kenyataan. Ketika diskusi-diskusi selama di tambang berjalan, dan selama keduanya mendapatkan kesempatan liburan kerja ke Ambon, mereka berdua lalu berpikir untuk meng-eksekusi hasil dari diskusi selama di tambang. Dimulai dengan mencari informasi pinjaman di Bank, mencari lokasi untuk coffee shop, dan termasuk melakukan pendekatan dengan beberapa pihak yang nantinya akan membantu bisnis ini ketika berjalan.
Setelah mengalami perjalanan yang cukup panjang untuk mencari lokasi. Akhirnya mereka bertemu dengan sebuah rumah bekas di Jalan Dr. Sitanala, konon ketika melihat rumah ini, mereka langsung suka. Dan gayung pun bersambut karena harga sewa sesuai dengan budget yang mereka bayangkan.
“Teman-teman di tambang juga turut membantu banyak. Ada yang bantu design dan itu semuanya free. Ada yang bikin logo, bikin apron, mentoring untuk dapat barang barang kafe juga semuanya free. Kas yang pertama kali keluar itu dananya untuk menyekolahkan barista.” Ujar James menambahkan.
Ricky, Barista Workshop Coffee, yang juga adalah adik kandung dari James bercerita bahwa pada awalnya ia tidak punya keyakinan sebesar kakaknya. Tetapi lama kelamaan karena melihat keseriusan mereka, akhirnya ia mau ikut terlibat membantu bisnis ini. Kemudian Ricky melanjutkan dengan mengikuti sekolah untuk menjadi Barista di Jakarta dan Bandung.
Ketika ditanya mengenai filosofi di balik nama Workshop Coffee, James yang bercita-cita suatu hari akan ngopi di pelataran jembatan Boston ini lalu bercerita, “Tadinya mau dikasih nama Kopi Ambon, atau nama-nama khas daerah lainnya. Pas di tambang kemana-mana pakai kendaraan dengan tulisan Life Vehicles 05, dan sempat berpikir untuk dinamakan LV 05. Tapi kemudian diskusi punya diskusi, katong sepakat untuk pakai nama Workshop Coffee. Karena dua teman lainnya teknisi, mereka juga sepakat. Selain memang ketika bekerja di tambang katong samua di bagian Workshop.
Dan Workshop atau Bengkel itu tempat untuk membetulkan. Nah, kalau disambung sambungkan dengan coffee, semoga Workshop Coffee dapat merenggangkan jiwa penduduk kota yang sudah penat dengan segala aktifitas. Atau setidaknya ketika dong berkunjung ke Workshop Coffee dan menikmati coffee di sini, ada dong punya satu masalah yang coba kita betulkan. Dengan kata lain, Workshop Coffee membetulkan jiwa jiwa yang rusak.”
“Di sini terdapat kopi dari seluruh dunia. Latte, Cappuccino, Mochaccino. Setiap pemesanan kopi dapat free ampas tarigu. Biar kopi pahit, ampas tarigu yang kasih manis akang.” Ricky , Barista Workshop Coffee, turut menambahkan.
Bukan hanya mimpi, tetapi butuh nyali untuk mewujudkannya. “Kalau katong seng merintis dari awal, ya kapan lagi. Dan beta sangat menyadari, kalo rintisan awal kayak gini, beta seng akan nikmati akang pung hasil, mungkin generasi di bawah katong. Tapi setidaknya katong mau mulai dari sekarang.” Tutur Paet dengan keyakinan penuh kepada Molucca Project.
Buka 09.00-19.00
Selamat berkunjung!